CARA LATIHAN
Latihan dilakukan dengan mengolah pernafasan, yang dilakukan dalam 3 tahap:
Pernafasan duduk awal
Pernafasan bergerak
-
PERNAFASAN DUDUK DAN MANFAATNYA
Pernafasan duduk awal dilakukan sebagai pemanasan (warming-up) bagian dalam tubuh sebelum melakukan pernafasan bergerak. Pernafasan duduk akhir dilakukan untuk pendinginan (cooling down) dan pengendapan tenaga hasil latihan. Pernafasan duduk juga dikerjakan diluar latihan bersamaan dengan nafas gerak.
Cara Latihan Pernafasan Duduk
Cara latihan pernafasan duduk adalah sebagai berikut:
Duduk
dengan kaki melipat ke belakang, telapak kaki dengan ujung jari kaki
melingkar ke arah pantat. Tulang ekor menyentuh lantai dan punggung
diluruskan. Tangan dengan jempol digenggam diletakkan pada lutut,
pandangan lurus ke depan ke satu titik.
Bila peserta lebih dari satu orang dan sejenis, maka peserta duduk merapat kiri kanan sehingga lutut saling bersentuhan.
Bernafas teratur sambil berkonsentrasi dzikir Laa ilaha illallah bagi muslirn. Keluar masuk nafas melalui bidung, dengan diantaranya menekan nafas dibawah perut (abdominal pressing). Selang waktu tarik, tekan/tahan dan keluar nafas adalah sama yakni 10-30 detik. Pernafasan duduk dilakukan selama 10 menit.
Manfaat Latihan Pernafasan Duduk
Manfaat latihan pernafasan duduk sebagai berikut:
Meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan sistem pernafasan yaitu dengan meningkatnya kapasitas vital paru-paru. Kapasitas
vital merupakan salah satu tolok ukur bagi kemampuan fungsional sistem
pernafasan. Latihan pernafasan duduk akan menyebabkan seluruh gelembung
paru (alveoli) mengembang dan menjadi aktif dalam proses
pernafasan, suatu cara pelatihan yang baik untuk kesehatan pernafasan.
Pada olah raga biasa, pernafasan memang juga menjadi lebih dalam dan
cepat, tetapi bertambah dalamnya pernafasan tidak pemah mencapai
maksimal seperti halnya pada latihan pernafasan duduk ini.
Dengan
pola pernafasan duduk yang melakukan ekspirasi maksimal, inspirasi
maksimal dan abdominal pressing, maka tidak hanya otot-otot pernafasan
biasa yang dilatih, tetapi juga otot-otot pernafasan pembantu dan bahkan
juga otot-otot dinding perut dan dasar panggul, khususnya pada saat abdominal pressing. Otot-otot pernafasan pembantu ialah otot-otot tubuh (togok) yang akan menjadi aktif membantu pernafasan bila terjadi kesulitan bernafas seperti misalnya pada penderita Asma Bronkial
yang sedang mendapat serangan. Dengan latihan pernafasan demikian maka
cukup banyak otot-otot tubuh (togok) ikut dalam latihan ini, sehingga
wajar bila latihan pernafasan duduk saja sudah menyebabkan tubuh menjadi
hangat dan bahkan berkeringat.
Mekanisme
pernafasan, khususnya pernafasan perut memperlancar aliran darah balik
dari vena-vena di daerah perut menuju ke jantung. Hal ini disebabkan
karena pada waktu inspirasi (tarik nafas) tekanan di rongga perut
meningkat sedangkan tekanan di rongga dada menurun, sehingga darah dari
arah perut ditekan, sedangkan dari arah dada dihisap. Dengan semakin
tingginya tekanan di dalam perut dengan abdominal pressing maka terjadi
semacam massage/pijatan terhadap alat-alat disekitar perut, sehingga
aliran darah dalam alat-alat tubuh di rongga perut dan juga aliran darah
balik ke jantung akan semakin lancar, yang akan lebih menjamin
pemeliharaan kesehatan alat-alat dalam perut tersebut, serta juga
meningkatkan kelancaran peredaran darah sistemik pada umumnya.
Tekanan-tekanan yang terjadi pada alat-alat dalam perut itu, khususnya
terhadap pencemaan makanan, akan merupakan rangsangan mekanik yang akan
memperbaiki gerakan peristaltik saluran pencemaan makanan, sehingga dapat menyembuhkan penyakit-penyakit gangguan motilitas misalnya meteorismus (perut kembung) dan obstipasi (sembelit, susah buang air besar),
Meningkatkan
derajat kesehatan fisik dan mental sekaligus. Bila kita perhatikan diri
kita atau orang lain di sekeliling kita, ada satu fenomena menarik yang
berhubungan dengan ritrne pernafasan. Orang dalam keadaan marah,
mengamuk, stress, ketakutan, sikap tak sabaran dan sikap mental negatif
lainnya, ternyata menunjukkan ritme pernafasan yang tidak teratur,
kacau-balau, tersengal-sengal. Bila dalam keadaan ini gelombang otaknya
direkam dengan alat EEG, hasilnya adalah gelombang otak yang tidak
normal, kacau tidak teratur. Jadi sebenamya ada korelasi antara mental,
ritme pernafasan dan gelombang otak.
Sejumlah
penelitian tentang Meditation dan EEG telah dilakukan, dilihat korelasi
antara ritme pernafasan dan hasil rekaman listrik otak serta
hubungannya dengan kesehatan fisik dan mental seseorang. Dari hasil
penelitian itu dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
Manusia
biasa bemafas sekitar 16-20 kali per menit. Hasil rekaman EEG
menampilkan pola gelombang otak orang yang mudah terserang stress,
gampang tersinggung, suka marah dan sikap mental negatif lainnya. Secara
fisik, orang demikian mudah terserang penyakit disfungsional
organ tubuh seperti tekanan darah tidak normal, kolesterol tingggi, Hb
darah rendah, gangguan maag, ganggguan fungsi jantung, diabetes
mellitus, sesak nafas, alergi dan sebagainya. Dengan pusat kontrol yang
kacau dan tidak bekerja baik, otomatis fungsi kontrol terganggu sehingga
organ dan bagian tubuh menjadi disfungsional, tidak menjalankan fungsi
sebagaimana mestinya. Pada kelompok manusia yang dapat bemafas hanya 4
kali per menit, hasil rekaman gelombang otak adalah sangat teratur, yang
disebut sebagai gelombang alfa. Temyata secara mental orang tersebut
tidak mudah terserang stress, tidak mudah tersinggung, mempunyai rasa
percaya diri yang besar, sabar dan mempunyai sikap positif lainnya.
Secara fisik, tidak dijumpai penyakit disfungsional. Dengan pusat
kontrol yang baik dan teratur, otomatis dapat mengontrol semua organ dan
bagian tubuh bekerja dengan baik pula.
Peserta
latihan pernafasan Satria Nusantara dilatih untuk bernafas dengan ritme
yang teratur, pelan dan dalam disertai konsentrasi dzikir. Siklus
waktunya antara 10-30 detik untuk tarik tekan/tahan dan keluar napas,
artinya ritme pernafasan diperlambat dari 2 kali per menit sampai I kali
dalam waktu satu setengah menit. Bila dalam latihan pernafasan sudah
bisa mencapai frekuensi 2 kali per menit, maka akan menghasilkan refleks
pernafasan 4-6 kali per menit. Sedangkan bagi yang sudah mampu hanya
bemafas 1 kali per menit dalam latihan, akan memiliki refleks pernafasan
3-4 kali per menit. Sama dengan hasil penelitian diatas. Itulah sasaran
latihan pernafasan duduk Satria Nusantara.
Kebiasaan
bernafas pelan dan dalam disertai selalu ingat kepada Sang Pencipta
dalam kehidupan sehari-hari akan menghasilkan ketenangan jiwa, mental
yang stabil, sehingga akan memberikan pengaruh terhadap stabilitas
fungsi syaraf otonom dengan semakin meningkatnya fungsi syaraf parasimpatik. Fungsi syaraf parasimpatik berhubungan erat dengan:
Anabolisme
yaitu metabolisme yang bersifat membangun, yang mengarah kepada
perbaikan-perbaikan terhadap kerusakan jaringan dan gangguan fungsional.
Pengahambatan fungsi sistem jantung-pembuluh darah yang cenderung
menyebabkan melambatnya denyut jantung dan melemasnya pembuluh darah,
khususnya arterioale sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
Peningkatan fungsi sistem lambung-usus sehingga akan memperbaiki fungsi
pencernaan dan penyerapan makanan.
Telapak kaki penuh dengan simpul-simpul saraf selalu siap memancarkan gelombang elektromegnetik
dari tubuh ketika sedang latihan pernafasan. Dengan kedua ujung kaki
berhadapan, diharapkan pemancaran getaran dari telapak kaki yang satu
akan masuk ke telapak kaki lainnya sehingga membentuk satu siklus
peredaran elektromagnetik di dalam tubuh.
Telapak tangan yang penuh dengan simpul-simpul syaraf dan satu generator listrik
yang terletak diantara ibu jari dan telunjuk, siap memancarkan getaran
dari tubuh ketika sedang latihan pernafasan. Dengan ibu jari tergenggam,
dapat dicegah pemancaran getaran yang sia-sia, tidak diinginkan.
Tulang
ekor menyentuh lantai akan menghubungkan kumparan syaraf di dalamnya,
yang merupakan salah satu generator listrik, dengan listrik bumi secara
langsung sehingga diharapkan terjadi interaksi Isitrik bumi terhadap
listrik tubuh melalui generator listrik tersebut.
Punggung diluruskan akan menyebabkan aliran listrik dari syaraf pusat ke selurah organ tubuh berjalan lancar.
Pandangan
mata lurus kedepan ke satu titik akan melatih otot-otot mata dan agar
otot mata keadaannya seirama dengan otot bagian lain dalam latihan
pernafasan ini.
PERNAFASAN BERGERAK DAN MANFAATNYA
Pernafasan bergerak adalah pengolahan pernafasan yang dilakukan bersamaan dengan melakukan gerak tertentu/jurus.
Cara Latihan Pernafasan Bergerak
Pernafasan bergerak dikerjakan sebagai berikut:
Tungkai
membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki
kesamping berlawanan arah. Telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua
tumit ditemukan satu sama lain pada setiap gerakan kaki maju sejengkal.
Jurus
untuk tingkat Dasar, 10 jurus untuk tingkat Pengendalian 1, 6 jurus
untuk tingkat Gabungan Dasar. Untuk tingkat Dasar, pada awal gerakan,
nafas ditarik sebanyak mungkin melalui hidung, kemudian ditekan dan
ditahan dibawa perut sambil menggesek telapak kaki maju sejengkal yang
disebut satu langkah kuda-kuda, seiring seirama denga gerakan tangan.
Untuk I kali menekan dan menahan nafas minimal dilakukan 15 langkah,
setelah itu nafas dikeluarkan, juga melalui hidung. Kemudian atur nafas
dengan tarik dan keluar nafas 2 atau 3 kali, lalu dilanjutkan dengan
latihan tagi. Latihan dilakukan selama 90 menit dan ditutup dengan
latihan pernafasan duduk akhir selama 10 menit.
Manfaat Latihan Pernafasan Bergerak
Manfaat pernafasan bergerak dapat ditinjau dari 2 sudut:
A . Biolistrik
Dengan
posisi kuda-kuda rendah, kedua telapak kaki sejajar, dengan ujung jari
kaki kesamping berlawanan arah akan memberikan pengaruh tedadinya
interaksi gaya Newton yang semakin besar, sehingga semakin mengaktifkan
pusat energi manusia dan interaksi antara medan listrik bumi dengan
medan listrik tubuh juga diharapkan akan terjadi semaksimal mungkin.
Gesekan
pada telapak kaki saat kuda-kuda maju sejengkal, dimaksudkan untuk
polarisasi sehingga tedadi pengaturan muatan positif dan negatif dalam
tubuh semakin teratur, seperti pada peristiwa gesekan listrik bahan
tidak berinuatan dan yang ben-nuatan menjadi teratur positif dan
negatifnya sehingga menghasilkan suatu medan bio-elektromagnetik.
Inspirasi
(tarik nafas) memberikan oksigen kepada darah sehingga darah (arteri)
bersifat basa. Setelah lama ditahan maka carbon dioksida menumpuk,
suasana menjadi asam. Asam dan Basa merupakan katalisator dalam reaksi
organik. Pada katalisa asam umum, biasanya efektifitas sebagai
katalisator sesuai dengan kekuatan asamnya. Penahanan nafas yang semakin
lama menyebabkan suasana darah semakin asam sehingga reaksi-reaksi
organik dalam darah semakin dipacu dan meningkat, maka energi akhir yang
dihasilkan semakin besar. Dalam keadaan larutan asam, elektron-elektron
akan diserap dari lingkungan (asam merupakan akseptor pasangan
elektron) sehingga elektron-elektron juga akan banyak dihasilkan dengan
latihan pernafasan ini. Dengan gerakan jurus-jurus, energi dan elektron
yang dihasilkan diarahkan keseluruh organ, kelenjar dan jaringan tubuh
lain sehingga seluruh generator listrik yang terdapat dalam jaringan
akan mendapat suplai energi dan elektron (charged) yang memadai.
Timbulnya
penyakit tidak lain disebabkan energi listrik yang disuplai kejaringan
tubuh kurang memadai, tidak semestinya, akibat adanya ketidakberesan
atau kekurangan pada sistem generator listrik jaringan, kelenjar atau
organ yang bersangkutan. Dengan memiliki sistem generator listrik yang
baik, akan menjamin kerja jaringan, kelenjar atau organ lain dengan baik
pula.
B. Fisiologis
Dengan penahanan dan penekanan nafas di bawah perut sambil bergerak menyebabkan keadaan hipoksik
(kekurangan oksigen) pada paru, berlanjut ke darah dan berakhir pada
seluruh sel jaringan tubuh, terutama pada sel-sel otot yang aktif.
Dengan demikian akan melatih dan merangsang seluruh sel tubuh melalui
mekanisme hipoksia agar tetap tegar dalam menghadapi kemiskinan akan
oksigen, tidak hanya sel-sel ototnya saja. Sel adalah satuan terkecil
dari tubuh manusia. Secara biologis, kehidupan manusia tergantung pada
kehidupan sel, dan kesehatan manusia juga tergantung pada kesehatan
sel-selnya. Dengan tetap dapat bertaban tegar dalam kemiskinan oksigen,
maka tentu saja fungsi sel-sel akan menjadi semakin baik dalam keadaan
oksigen normal.
Manusia
dapat bertahan hidup tanpa makan sampai 10 hari asalkan masih dapat
minum, sedangkan puasa yang biasa dilakukan berkisar 14-18 jam. Demikian
pula sel-sel tubuh manusia dapat bertahan tanpa oksigen sekitar 5-8
menit. Dalam latihan Satria Nusantara, sel-sel itu dipuasakan dari
oksigen selama melakukan jurus yaitu 30-45 detik. Dengan demikian dari
sudut Ilmu Faal dapat dikemukakan bahwa manipulasi oksigen yakni membuat
sel-sel tubuh kekurangan akan oksegen adalah cara yang sangat
fisiologis untuk merangsang sel-sel tubuh meningkatkan dirinya.
Bertambahnya
jumlah haemoglobin darah. Hal ini bisa ditemukan pada pemukim di
pegunungan, dengan suasana oksigen tipis, jumlah Hb mereka lebih tinggi.
Penderita anaemia dapat sembuh dengan mekanisme ini.
Penelitian
dapat menunjukkan bahwa olah raga biasa meningkatkan IgG, IgM dan
netrofil yang merupakan sebagian dari elemen-elemen ketahanan tubuh.
Tentu saja diharapkan latihan yang secara fisiologis mampu merangsang
seluruh sel-sel tubuh dengan mekanisme hipoksianya akan memberikan hasil
yang lebih dalam meningkatkan elemenelemen ketahanan tubuh tersebut.
Penderita yang mengidap virus hepatitis B tetapi tidak disertai gejala
penyakit dan tanpa kelainan pada tes fungsi hatinya dapat menggunakan
mekanisme ini sebagai upaya altematif yang sangat fisiologis untuk
merangsang sel-sel tubuhnya agar mengadakan perlawanan dan membentuk zat
antinya.
Latihan hipoksia Satria Nusantara juga akan menyebabkan orang menjadi lebih tahan terhadap akibat dari serangan penyakit kardio-vaskular khususnya yang bersifat ischamic.
Ischamic artinya ialah kekurangan oksigen bagi sel-sel jaringan yang
bersangkutan akibat dati kurangnya pasokan darah. Misalnya ischamic
stroke (otak) dan ischamic miokard Jantung). Pada orang-orang yang telah
berlatih dengan latihan hipoksida tentulah akan mendapat akibat yang
lebih ringan karena sel-seinya telah terbiasa dan terlatih terhadap
kekurangan oksigen.
Melatih
sel-sel dengan menghadapkannya pada kemiskinan oksigen tidak mustahil
dapat mencegah dan bahkan menyembuhkan penyakit-penyakit keganasan
(tumor, kanker), oleh karena sel-sel ganasnya pada umumnya mempunyai
tingkat metabolisme yang sangat tinggi sehingga membutuhkan oksigen
lebih banyak untuk pertumbuhan ganasnya. Sel-sel demikian lebih peka
terhadap kekurangan oksigen sehingga akan lebih dahulu terganggu sampai
ke tingkat yang fatal, sementara sel-sel normal belum sampai ke tingkat
itu. Sifat rakus sel-sel ganas mengambil lebih banyak zat-zat bagi
pertumbuhan ganasnya inilah yang dipergunakan sebagai dasar bagi
Kemoterapi keganasan di Kedokteran Barat. Akan tetapi bila cara
Kemoterapi ini dibandingkan dengan manipulasi oksigen, jelas bahwa
manipulasi oksigen jauh lebih aman dan praktis tanpa resiko, karena
memang merupakan cara yang sangat fisiologis sehingga tidak ada resiko overdoses.
Bagi mereka yang didiagnosa atau pemah didiagnosa mengidap keganasan,
selagi masih mampu bergerak, sangat dianjurkan untuk secepatnya
mengikuti olahraga pernafasan tenaga dalam ini, sebagai upaya
penyembuhan dan pencegahan altenatif, di samping upaya konvensional
melalui jalur Ilmu Kedokteran. Dalam tubuh manusia terdapat
berrnacam-macam sel sesuai dengan banyaknya macam jaringan yang menyusun
tubuh manusia. Semua sel tubuh manusia mempunyai potensi untuk menjadi
ganas. Dengan Kemoterapi keganasan maka harus dipilih jenis obat yang
paling baik diserap oleh sel-sel ganas itu. Sedangkan dengan hipoksida,
manipulasi oksigen, maka semua sel-sel tubuh manusia memerlukan oksigen,
sehingga oleh karenanya manipulasi oksigen merupakan cara yang
universal dan aman bagi terapi keganasan. Tentu saja untuk itu
diperlukan latihan yang lebih intensif yaitu frekuensi latihan lebih
banyak serta waktu latihan yang lebih lama. Pada dasamya pertumbuhan
ganas itu barns sebanyak mungkin diganggu.
Normalnya
fungsi sel-sel tubuh dan ketegaran serta ketahanannya dalam menghadapi
berbagai keadaan yang kurang menguntungkan merupakan wujud dari derajat
kesehatan dan kemampuan fungsionalnya yang lebih tinggi dari tubuh
secara keseluruhan. Dengan demikian maka ditinjau dari sudut Fisiologi,
Tenaga Dalam adalah ketegaran, ketangguhan dan vitalitas sel-sel tubuh yang diperoleh melalui latihan hipoksia anaerobik.
Latihan dengan mekanisme hipoksia anaerobik membuat sel-sel tubuh
memjadi pandai dan efisien menggunakan oksigen, yang berarti
meningkatnya kemampuan fungsional dan kesehatan sel, serta merupakan
cara yang sangat fisiologis pula dalam merarigsang sel-sel tubuh untuk
melakukan penyembuhan bagi dirinya. Pada olah raga kesehatan umumnya
adalah latihan untuk membuat sel-sel tubuh mudah dan banyak dapat
memperoleh oksigen. Bila kedua latihan tersebut digabungkan, maka
manfaatnya bagi kesehatan dan kemampuan fungsional jelas sangat besar.
Yang satu pandai mencari oksigen, yang satu lagi pintar dan efisien
menggunakan oksigen.
Manfaat Lain Yang Tidak Kalah Menarik
Dengan prinsip gesekan-gesekan kuda-kuda dan jurus, biolistrik tubuh dibuat menjadi aktif memancarkan medan bio-elektromagnetik,
Energi akhir dan elektron yang dihasilkan diarahkan dengan gerakan
jurus untuk disimpan (charged) dalam generator-generator organ tubuh,
yang sementara ini masih bersifat acak. Dengan istilah "dibuka" (lebih tepat dengan kata "adjusment")
maka terjadi pengaturan generator-generator listrik organ yan semula
mempunyai frekuensi/level energi yang tidak sama menjadi satu kesatuan
yang kompak (sinkron). Akibatnya akan sangat menguatkan pemancaran
getaran medan bio-elektromagnetik tubuh ke luar sekeliling tubuh, yang
bekerja sangat aktif dan sensitif terhadap rangsangan gangguan getaran
asing (tidak searah) dari luar. Medan bio-elektromagnetik tubuh ini
sebenarnya merupakan antibodi getaran manusia. Kerjanya sama dengan
antibodi fisik didalam tubuh menghadapi serangan penyakit. Bekerja
spontan, otomatis secara reaktif dan defensif tanpa harus diperintahkan
lagi, asalkan ada rangsangan getaran asing yang datang dan mengganggu
keseimbangan getaran tubuh. Semakin besar serangan getaran yang datang
semakin besar pula reaksi balasannya. Salah satu serangan getaran dalam
kehidupan sehari-hari adalah niat jahat.
Dengan
latihan gerakan jurus yang teratur, lengkap dan berulang-ulang akan
menghasilkan otot-otot semakin liat dan kenyal. Atiran energi teriatih
untuk dikosentrasikan pada bagian-bagian tubuh yang dikehendaki,
sehingga dengan latihan yang baik tubuh yang dikehendaki, tubuh akan
terlatih dan tahan mendapat benturan atau pukulan benda keras tanpa
terjadi cedera yang berarti. Bila digunakan untuk memukul, konsentrasi
energi pada alat pukul akan cukup baik sehingga bisa menghasilkan
pukulan yang keras.
Kedudukan
yang sama seluruh peserta seperti cara latihan, serangan tanpa tanda
tingkatan, perhatian dalam latihan, baik pernafasan duduk maupun
pernafasan bergerak akan mengurangi rasa egosentris seseorang sehingga
rasa kebersamaan. kekeluargaan akan semakin meningkat. Hal ini otomatis
akan mengurangi penyebab stress.
Dengan
tekanan napas dibawah perut yang dilakukan dimaksudkan untuk menghimpun
dan mengkonsentrasikan semua energi hasil latihan agar tersimpan dan
tetap terpusat dengan baik di pusat energi tersebut. Setelah
menyelesaikan latihan tingkat pradasar, energi hasil latihan sudah dapat
dimanfaatkan untuk menolong orang lain terutama untuk mengobatiorang
lain yang sakit.Penyakit apapun yang diderita seseorang, baik itu
penyakit daridalam dirinya sendiri maupun dari luar, pada prinsipnya
disebabkan oleh gangguan atau ketidak-harrnonisan listrik dalam tubuh.
Dengan memanfaatkan himpunan energi aktif yang diperoleh selama latihan,
dapat digunakan untuk membantu mengobati orang lain yang sakit yaitu
dengan cara memancarkan energi tersebut kepada pasien (induksi) sehingga
akan mengaktifkan dan menormalkan kembali fungsi listrik tubuh pasien
tersebut. Untuk menjadi seorang pamancar (penghusada) yang baik harus
dipenuhi syarat tenang/konsentrasi, niat dan nafas.